Ada sejumlah propinsi di Indonesia yang mengalami kekurangan bidan desa dan tenaga medis lainnya. Salah satunya adalah propinsi Kalimantan Timur. Kekurangan tenaga medis ini terutama dirasakan di daerah pinggiran, pedalaman, dan perbatasan Kalimantan Timur.
Seperti diungkapkan Gubernur Kaltim, Awang Ishak pada laman tempo.co, jumlah bidan desa di Kalimantan Timur mencapai 1760an, padahal yang dibutuhkan saat ini mencapai 3500an bidan desa. Untuk itu, pihaknya berharap agar jumlah bidan desa dan tenaga medis lainnya segera diperbanyak agar kekurangan ini segera bisa diatasi.
Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) merupakan salah satu wilayah di Kalimantan Timur yang membutuhkan tambahan tenaga medis, terutama bidan desa. Seperti dilangsir dari laman kaltimbkd.info, jumlah bidan desa di Kukar masih sangat terbatas. Desa-desa di daerah pedalaman Kukar khususnya masih membutuhkan sejumlah bidan desa.
Kekurangan bidan desa ini berdampak pada tingginya angka kematian ibu dan bayi. Akibat kurangnya bidan desa dan tenaga medis, masyarakat menggunakan jasa dukun beranak untuk melahirkan.
Oleh karena itu, Kepala DInas Kesahatan Kukat, Abdurahman berharap agar kekurangan bidan desa di Kukar ini bisa segera diatasi. Apalagi, tuturnya, Pemkab Kukar telah memberikan beasiswa untuk para mahasiswa akademi kebidanan. Harapannya, setelah para mahasiswa ini lulus, mereka akan segera ditempatkan di wilayah Kukar yang kekurangan bidan.
Jumlah bidan desa di Indonesia sangat terbatas. Banyak daerah masih mengalami kekurangan bidan desa. Begitu pula halnya dengan Jawa Timur.
Hal ini diungkapkan oleh Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur. Dalam laman antarajatim.com, Gus Ipul menyatakan bahwa masih banyak daerah di Jawa Timur yang kekurangan bidan desa. Diungkapkan Gus Ipul, idealnya, satu bidan melayani tiga hingga lima ribu jiwa.
Namun hingga tahun 2013, jumlah bidan desa yang ada di Jawa Timur masih jauh dari kebutuhan. Sekretaris Daerah Jawa Timur, Rasiyo, menuturkan bahwa Jawa Timur kekurangan 21 ribu bidan desa.
Seperti dilangsir dari situs suarakawan.com, Rasiyo menyatakan bahwa kekurangan bidan desa ini terjadi mengingat Jawa Timur merupakan sebuah propinsi yang besar dengan jumlah kabupaten dan kota sebanyak 38 dan jumlah penduduknya mencapai lebih dari 38 juta jiwa.
Hingga tahun 2013, jumlah bidan yang tercatat dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) jumlahnya mencapai 17 ribu bidan.
Untuk itu, Wagub dan jajaran lainnya mengharapkan agar jumlah bidan desa lebih diperbanyak. Wagub menyarankan agar para lulusan sekolah kebidanan nantinya mampu memberikan kontribusi untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, terutama di daerah-daerah terpencil yang jumlah bidan desanya masih sangat terbatas.
Oleh: Pravianti
Sumber: Vemale.com