Mengapa awal bulan Ramadhan bisa berbeda ?

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementrian Agama (Kemenag) Adib mengatakan, perbedaan awal 1 Ramadhan 1443 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah terjadi karena pendekatan yang digunakan berbeda dalam menentukan awal Ramadhan.

Untuk diketahui, pendekatan hisab adalah cara memperkirakan posisi bulan dan matahari terhadap bumi dengan proses perhitungan astronomis. Sedangkan, pendekatan rukyat adalah aktivitas pengamatan visibilitas hilal atau bulan sabit saat Matahari terbenam menjelang awal bulan di Kalender Hjriah.

Peneliti Observatorium Bosscha Bandung, Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa perbedaan ketetapan awal Ramadhan itu pasti akan selalu ada, karena memang pendekatannya berbeda. “Rukyat itu mengkonfirmasi perhitungan, dan hisab itu mengkonfirmasi pengamatan apakah hilalnya sudah terlihat atau tidak,” kata Yusuf dalam Konferensi Pers Daring Observatorium Bosscha FMIPA Institut Teknologi Bandung, Kamis (31/3/2022). Yusuf menambahkan, kedua metode ini memang harus dilakukan bersamaan atau saling melengkapi data yang ada. Tidak ada yang salah dengan satu pendekatan saja, tetapi mengandalkan satu pendekatan saja bisa jadi menimbulkan kekeliruan.

Hal yang perlu kita ingat bahwa perbedaan janganlah menjadi satu perpecahan. Selamat menunaikan ibadah puasa dan semoga membawa kebaikan bagi kita semua.